DUKUNGAN INFORMASI UNTUK BERBAGAI BIDANG FUNGSIONAL
Dalam setiap organisasi bisnis selalu terdapat berbagai bidang
fungsional yang dikelola untuk pencapaian tujuan, sasaran, strategi, rencana
dan program kerja perusahaan. Bidang-bidang fungsional yang terdapat dalam
suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu
bidang-bidang fungsional yang bersifat
tugas pokok yang memberi kontribusi
langsung kepada keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Dan yang kedua ialah bidang-bidang
fungsional yang menyelenggarakan berbagai fungsi penunjang. Yang tergolong pada
kategori pertama adalah bidang produksi, bidang pemasaran, bidang promosi, dan
bidang penjualan. Yang tergolong pada kategori kedua ialah bidang-bidang sumber
daya manusia, keuangan, akuntansi,bidang penelitian dan pengembangan, bidang
perkantoran, serta bidang hubungan dengan pelanggan. Dalm menjalankan
fungsinya, setiap bidang tersebut memerlukan dukungan informasi, sehingga
masing-masing bidang mampu menjalankan fungsinya dengan tingkat efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas yang tinggi.
JENIS-JENIS
INFORMASI PENDUKUNG YANG DIBUTUHKAN
Dalam
mengelola perusahaan, diperlukan berbagai jenis informasi guna mendukung proses
pengambilan keputusan oleh manajer. Oleh karena itu, pengolahan informasi perlu
dilakukan dengan baik sehingga informasi terkumpul, terolah dan tersimpan
sehingga mudah ditelusuri apabila diperlukan pengolahan informasi harus
memenuhi persyaratan kelengkapan, kemutakhiran, keandalan dan kepercayaan.
Jenis-jenis
informasi yang dibutuhkan itu ialah:
1.
Informasi
dibidang ekonomi
Termasuk
dalam jenis ini antara lain adalah informasi tentang pertumbuhan tingkat
ekonomi, penanaman modal baik asing maupun domestik, informasi tentang kondisi
pasar bagi berbagai komoditi, informasi tentang pasar modal, informasi tentang
arah industrialisasi yang akan ditempuh di masa depan dan informasi tentang
prosedur ekspor dan impor.
2.
Informasi
dibidang politik
Seperti
yang menyangkut tentang sistem pemerintahan negara, kecenderungan- kecenderungan
satu partai politik tertentu dalam perumusan kebijaksanaannya apabila
memenagkan pemilu, struktur birokrasi pemerintah negara, sistem hukum dan
perundang-undangan yang berlaku dan informasi lain yang sejenis yang ada
kaitannya dalam bidang politik.
3.
Berkaitan
erat dengan informasi dibidang politik
Dunia
usaha juga perlu memiliki informasi tentang situasi keamanan dan ketertiban
umum, termasuk kemungkinan terjadinya gangguan keamanan baik yang bentuknya
berupa hambatan atau ancaman dari dalam ataupun luar. Kesemuanya itu penting
terhadap ketenangan berusaha.
4.
Informasi
tentang lingkungan
Informasi
tentang sumber daya alam, kebijaksanaan pemerintah tentang pemanfaatannya,
kebijaksanaan nasional dalam pelestarian lingkungan hidup termasuk
kebijaksanaan tentang pencemaran air atau udara, kebijaksanaan daur ulang
limbah industri, reboisasi, kebijaksanaan peruntukan berbagai jenis lahan.
5.
Informasi
tentang pemasokan bahan mentah dan bahan baku untuk diolah menjadi produk
tertentu. Apakah bahan baku itu relatif melimpah atau relatif langka, siapa
yang menguasainya, terdapat dimana, kecenderungan pemasok bertindak vis a
vis produsen produk tertentu seperti jaminan mutu, persyaratan pembelian, waktu
penyerahan.
6.
Informasi
tentang bentuk persaingan yang mungkin akan dihadapi.
Misalnya
perkiraan tentang perilaku pesaing dalam memasarkan, mempromosikan dan menjual
produknya apakah akan berpengaruh pada norma moral atau persaingan tidak sehat
dengan menggunakan teknik yang disebut zero sum game.
7.
Informasi
tentang target groups di masyarakat yang menjadi sasaran pemasaran,
promosi, dan penjualan produk. Informasi yang dibutuhkan antara lain informasi
tentang tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, jenis
kelamin, kelompok umur, status pernikahan, daerah domisili, muatan kultural dalam pemenuhan kebutuhan (pandangan yang
dominan tentang produk baru) misalnya apakah mudah tergiur pada produk yang
sedang trendy, dsb.
8.
Meskipun
sulit ditentukan, diperlukan pula informasi
tentang kriteria yang dapat digunakan sebagai benchmarks kepuasan
konsumen karena kriteria tersebut akan memberikan gambaran apakah para konsumen
gemar atau tidak mengajukan complaints atau tuntutan apabila mereka
tidak puas dan merasa dirugikan oleh produsen tertentu.
9.
Informasi
tentang infrastruktur fisik yang tersedia atau akan tersedia, termasuk jaringan
jalan, sarana angkutan darat laut maupun udara, serta jaringan telekomunikasi
untuk menjamin kelancaran kegiatan usaha.
10.
Informasi
tentang tahap dan jenis teknologi yang sudah dikuasai dan dapat diterapkan,
termasuk teknologi informasi.
PRODUKSI
SEBAGAI BIDANG FUNGSIONAL
Tujuan dan berbagai
sasaran perusahaan dalam arti pertubuhan, perkembangan, perolehan keuntungan, Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), perebutan pangsa
pasar yang lebih besar, dan sebagainya hanya mungkin tercapai apabila
perusahaan menghasilkan produk berupa barang dan atau jasa yang diminati oleh
pengguna, pelanggan, atau nasabah. Perusahaan dapat menempuh kebijaksanaan
untuk menghasilkan hanya satu produk tunggal yang menjadi andalannya, akan
tetapi dapat pula menempuh cara diversifikasi produk. Secara tradisional para
pengguna, pelanggan, dan nasabah meminati produk perusahaan tertentu setelah
mempertimbangkan banyak faktor, seperti mutu, harga, sistem pembayaran, jaminan
penyampaian pesanan pada waktu yang telah disepakati bersama, jaminan produsen,
dan pelayanan purnajual. Dengan perkataan lain, perusahaan harus mampu merebut
dan mempertahankan kepercayaan konsumen lama sehingga mereka tetap “loyal” kepada
produk perusahaan dan peminat baru pun bertambah. Hal-hal diatas disebut
faktor-faktor tradisional karena dewasa ini timbul gejala baru dalam dunia
bisnis yang sifatnya bahkan sudah mendunia, yaitu bahwa dalam proses produksi,
manajemen, dituntut menghargai harkat dan martabat manusia di lingkungan
perusahaan disamping adannya usaha sadar untuk memproduksikan barang atau jasa
tertentu dengan tidak merusak lingkungan. Disamping itu, agar manajemen bidang
produksi mampu menampilkan kinerja yang benar-benar mendukung tercapainya
tujuan dan berbagai sasaran perusahaan, perlu memahami secara tepat “bisnis
inti” (core business) dalam mana
perusahaan bergerak.
Sudah
barang tentu, di samping bisnis inti, tidak jarang perusahaan terutama yang
besar seperti konglomerat bergerak pula dalam berbagai kegiatan bisnis yang
lain.berbagai kegiatan tersebut harus pula dikenali dan diketahui dengan baik
dan tepat oleh manajemen produksi karena mereka dituntut untuk menghasilkan
produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen dalam berbagai
bidang itu. Untuk menjalankan beberapa fungsi yang disebutkan di atas,
manajemen produksi memerlukan berbagai informasi, bukan hanya dibidang satu
bisnis yang ditekuni seperti suplai bahan mentah atau bahan baku, keadaan
pasar, kondisi persaingan, produk apa yang sedang trendy, dan lain sebagainya, akan tetapi juga berbagai informasi
lain seperti tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi konsumen,
penghasilannya, preferensinya, peraturan perundangan-undangan yang berkaitan
dengan kegiatan bisnis, perkembangan tekonologi yang dapat dimanfaatkan, dan
informasi yang sejenis.
PEMASARAN
SEBAGAI BIDANG FUNGSIONAL
Dapat
dikatakan bahwa tidak banyak produk yang “mampu menjual diri sendiri”, berarti
di lingkungan suatu perusahaan terdapat fungsi pemasaran yang sasarannya antara
lain ialah agar (a) para konsumen lama tetap “loyal” kepada produk tertentu
dengan tetap membeli produk tersebut meskipun dipasaran terdapat produk lain
yang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain, (b) para konsumen lama tidak
“tergiur” oleh tersedianya produk substitusi dipasaran, (c) konsumen baru
tertarik memiliki dan menggunakan produk tersebut, (d) perusahaan mampu
mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasainya, (e) memperbesar pangsa
besar, (f) mampu merebut segmen pasar tertentu, baik berdasarkan tingkat
pendidikan, tingkat penghasilan, jenis kelamin, kelompok usia, maupun domisili
konsumen.
Jadi,
terlihat dengan jelas bahwa pemasaran sebagai salah satu bidang fungsional
dalam perusahaan merupakan fungsi yang amat penting peranannya dalam upaya
perusahaan meraih kemajuan, bukan hanya dalam bentuk tingkat keuntungan yang
wajar, akan tetapi juga dalam arti pertumbuhan, perkembangan dan peningkatan
kemampuan menghadapi persaingan dimasa yang akan datang.
Dewasa
ini semakin disadari bahwa terdapat konsep pemasaran yang penerapannya
diharapakan dapat meningkatkan penyelenggaraan fungsi pemasaran secara efektif
dan efisien.
Halaman 49-51
Konsep pemasaran yang penerapannya diharapkan dapat
meningkatkan peyeleggaraan fungsi pemasaran secara efisiensi dan efektif.
Konsep tersebut pada dasarnya berkisar pada hal hal sebagai berikut:
1. Para manajer pemasaran dan tenaga
profesional yang terdapat didalamnya dituntut memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan pasar. Kemampuan ini mutlak perlu karena seperti
di ketahui pasar bukanlah sesuatu yang bersifat statis, melaikan bergerak
sangat diamis.
2. Jika identifikasi kebutuhan pasar yang
telah disinggung diatas dilakukan dengan tepat, langkah berikutnya ialah
pengembangan kegiatan pemasaran.
3. Konsep dan teori organisasi mutakir
menekankan bahwa suatu organisasi merupakan suatu sistem yang utuh (total
system) yang terdiri dari berbagai bagian atau komponen yang biasanya dikenal
dengan istilah subsystem. Salah satu implikasi dari konsep tersebut ialah
keharusan mengelola organisasi dengan pendekatan kesisteman.
4. Telah diketahui bahwa sesuatu produk
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan maksud agar produk tersebut lau dijual
dipasaran, berarti produk tersebut bukan hanya harus dipersepsikan oleh para
konsumen sebagai sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan dalam rangka pemuasan
kebutuhan tertentu tidak hanya kebutuhan fisik akan tetapi juga kebutuhan lain
seperti sosial, gengsi, status, dan lain sebagainya.
5. Jika tujuan dikategorikan sebagai
sesuatu yang sifatnya strategis dan mencakup organisasi sebagai keseluruhan,
terdapat kategorisasi berbagai sasaran, misalnya sasaran berbagai bidang
fungsional. Kesemuanya itu dioperasionalkan oleh para manajer tingkat rendah
antara lain melalui berbagai kegiatan yang sifatnya teknis.
Tiga hal diatas penting karena dalam menjalankan
berbagai fungsi dan kegiatannya, para manajer tidak lepas dari kendala meskipun
sudah menentukan strategi yang tepat dan kebijaksanaan yang jitu. Manajer
puncak harus selalu berorientasi kepada operasionalisasi berbagai strategi dan
kebijaksanaan yang ditentukan dan dirumuskan. Misalnya, dilihat dari segi
pemasaran, memilih strategi yang efektif bukanlah tugas yang mudah karena pasar
pada umumnya bersifat dinamis. Dalam hal ini, harus ditekankan bahwa berbagai
kendala yang mungkin dihadapi oleh manajer pemasaran sebagian merupakan faktor
internal dan juga faktor eksternal.
Teori dan praktek pemasaran menunjukkan paling
sedikit lima bentuk kendala. Pertama:
Kebutuhan para konsumen tidak selalu mudah diidentifikasikan karena kebutuhan
konsumen sering berubah yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jumlah
penghasilan, tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan sosial, perubahan
status, dsb. Kedua: kegiatan
pemasaran memerlukan biaya yang banyak. Artinya, melalui koordinasi dengan
bidang produksi dan keuangan, manajer bidang pemasaran perlu memiliki
pengetahuan tentang berapa besar biaya yang digunakan jika dikaitkan dengan
tingkat laba yang diharapkan. Ketiga:
sulit untuk melakukan evaluasi dari berbagai kombinasi variabel-variabel
pemasaran yang mungkin dihadapi. Maksud dari kombinasi berbagai variabel adalah
rancangan produk, pola distribusi, saluran komunikasi dan konsumen, tindakan
para pesaing yang memasarkan produk yang sejenis. Keempat: satu keputusan tentang kegiatan pemasaran bukanlah
tindakan yang berdiri sendiri melainkan berkaitan dengan keputusan lain. Kelima: Strategi dan keputusan tentang
pemasaran apa pun yang ditempuh dan diambil, para manajer dan tenaga
profesional pemasaran tetap tidak mampu mengendalikan hasil yang dicapa karena
berbagai faktor.
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa manajer dan tenaga
profesional bidang pemasaran memerlukan dukungan informasi yang kukuh dan andal
karena hanya dengan demikianlah mereka dapat menjalankan fungsinya dengan
tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
Fungsi pemasaran harus dilakukan agar produk
perusahaan diminati oleh konsumen. Untuk itu, tenaga pemasaran sebelum terjun
ke lapangan harus dilakukan berbagai kegiatan. Kegiatan yang menonjol dan umum
dilakukan adalah analisis situasi yang mencakup: (a) analisis pasar, (b)
pengukuran pasar, (c) analisis profitabilita sdan produktivitas.
PROMOSI SEBAGAI
BIDANG FUNGSIONAL
Sering bahwa aspek promosi dan penjualan dibahas
sebagai komponen integral dari fungsi pemasaran. Bukti efektif pelaksanaan
fungsi pemasaran adalah timbulnya minat, niat, atau hasrat para konsumen untuk
membeli produk yang dipasarkan. Memang tidak ada “rumus” pasti yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah pemasaran dan promosi dilembagakan secara
terpisah atau digabung. Manajemen harus menentukan alternatif yang dipandang
paling tepat bagi perusahaan.
Apapun alternatif yang dipilih oleh manajemen, yang
penting disadari adalah bahwa secara konseptual kegiatan promosi dapat dan
perlu dipahami dengan tepat. Minat dan niat para konsumen perlu ditumbuhkan,
dikembangkan, dan dipelihara. Praktek promosi yang umum adalah dengan berkisar
pada periklanan. Program periklanan yang efektif adalah program yang menggugah
naluri anak kecil yang terpendam dalam diri konsumen. Periklanan mengandung
komponen komunikasi, yaitu adanya (a) sumber, (b) pesan yang ingin disampaikan,
(c) media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, dan (d) tanggapan dari
penerima pesan atas pesan yang disampaikan.
Mudah untuk memahami bahwa dalam kegiatan promosi
dalam bentuk periklanan sebagai proses komunikasi, sumber adalah perusahaan
yang menghasilkan produk tertentu, baik berupa barang dan/atau jasa. Pesan yang
ingin disampaikan mengandung berbagai elemen, seperti: (a) bahwa produk yang
ingin dipromosikan merupakan sesuatu yang wajar atau pantas dimiliki oleh
konsumen karena produk tersebut mampu memenuhi sebagian kebutuhan dan keinginan
konsumen tersebut, (b) bahwa para konsumen mengambil keputusan tepat jika
membeli, memiliki dan menggunakan produk yang dipromosikan, ketimbang produk
lain, (c) bahwa produsen mempertaruhkan reputasinya dalam menjamin mutu produk
yang dipromosikan, (d) bahwa harga yang ditawarkan bersaing, (e) bahwa
persyaratan pembayaran yang dapat dinegosiasikan sehingga menguntungkan kedua
belah pihak, dan (f) jaminan lain oleh produsen yang merangsang minat konsumen
yang menjadi sasaran penyampaian pesan.
Sasaran yang ingin dicapai
dalam program periklanan;
1.
Memberikan informasi yang lengkap kepada konsumen atau
calon konsumen tentang prodag yang di hasilkan dalam perusahaaan yang
menghasilkasnya sehingga kesadaran mreka tentang prodag yang dipasarkan
meningkat danpengetahuan mereka tentang perusahaan yang menghasilkanya semakin
cepat.
2.
Mengingatkan konsumen bahwa terdapat produk yang
diinginkan dan di butuhkan di pasaran yang di hasilkan oleh perusahaan
tertentu.
3.
Mengubah sikap konsumen atas produk lain yang selama
ini digunakanya.
4.
Mempengaruhi sikap konsumen baik yang lama maupun yang
baru sehingga timbul niat membeli, memiliki, dan menggunakan produk tersebut.
5.
Menumbuhkan kemauan kuat untuk membeli, memiliki dan
menggunakan produk yang diiklankan sehinga konsumen bersedia menggeluarkan
biyaya untuk itu.
8 Unsur Periklanan:
a.
Kaitanya dengan strategi pemasaran,
b.
Sasaran Periklanan
c.
Anggaran yang tersedia,
d.
Rancangan bentuk, jenis dan isi pesan yang ingin di
sampaikan,
e.
Pemilihan medi/instrument yang dipandang paling
efektif,
f.
Pelaksanaan dalam arti pemasangan iklan,
g.
Evaluasi keseluruhan kegiatan periklanan,
h.
Melakukan atas satu atau beberapa elmen yang di sebut
muka,
PENJUALAN SEBAGAI BIDANG FUNGSIONAL
Salah
satu tolak ukur keberhasilan program pemasaran, promosi dan periklanan adalah
apabila konsumen memberikan tanggapan atau reaksi positif terhadap upaya
promosi tersebut dalam bentuk ketersediaan mengeluarkan uang untuk membeli
produk yang bersangkutan untuk memenuhi sebaian kebutuhan atau keinginanya.
Berbagai
factor yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan wadah bidang fungsional, antara lain: besar kecinya
perusahaan, alternative yang dipilih untuk kegiatan penjualan, jenis pasar
dimana produk dijual, sifat geografis para pembeli.
Keberadaan
Winaraga sangat penting karena:
a.
Mereka berperan sebagai sumber informasi tentang
produk yang akan dijual;
b. Mereka yang
paling menggetahui potensi penjualan;
c. Merekalah yang
memahami bentuk dan sifat tanggapan pembeli dan calon pembeli terhadap produk
yang telah dipromosikan;
d. Merekalah yang
menjelaskan perubahan harga jual terhadap berbagai pikah jika ada perubahan;
dan
e. Mengetahui
kebijakan dan tindakan pesaing.
Winaraga
bertugas untuk menindaklanjuti kegiatan pemasaran dan promosi yang telah
dilakukan oleh perusahaan antara lain dalam bentuk:
a.
Pemberian informasi kepada pembeli/ calon pembeli
tentang produk yang akan dijual;
b. Menjawab
berbagai pertanyaan pembeli mengenai produk;
c. Memberikan
bantuan yang diperlukan oleh distributor, agen dan pengecer sedemikian rupa
sehingga mereka punya keingginan yang bersar untuk berperan sebagai mitra kerja
perusahaan; dan
d.
Melanjutkan kegiatan promossi dalam bentuk peragaan
serta memberikan penjelasan tentang kesiapan perusahaan memenuhi permintaan
pembeli.
Menejer
penjualan dan tenaga professional dibawahnya perlu memerlukan program penjualan
yang pada dasarnya berkisar pada:
a.
Merumuskan dan menentukan sasaran penjualan sebagai
tindaklanjut pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi yang telah dijalankan
sebelumnaya;
b. Menganalisis dan
mengenali dengan tepat tekhnik penjualan yang paling tepat;
c. Jaminan
tersedianya tenaga wiraniaga yang bukan hanya mengenal produk yang dijualnya
dengan baik, akan tetapi bahkan mencintai produk tersebut;
d. Penyusunan
anggaran penjualan; dan
e.
Penilaian pelaksanaan program penjualan.
MANAJEMEN
LOGISTIK SEBAGAI BIDANG FUNGSIONAL
Salah
satu bidang yang memerlukan penanganan
yang tepat dalam keseluruhan manajemen bisnis ialah manajemen
logistik. Logistik adalah keseluruhan bahan, barang, alat, dan sarana yang
diperlukan dan digunakan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai
sasarannya. Logistik diperlukan untuk memperlancar jalannya pelaksanaan
berbagai bidang fungsional lainnya, baik yang sifatnya tugas pokok maupun yang
bersifat penunjang. Logistik harus dikelola dengan baik dapat dilihat dari ‘’
arus masuk’’ dan arus keluar’’. Arus masuk adalah segala jenis bahan, barang,
alat, dan sarana yang bersumber dari luar perusahaan, seperti bahan mentah dan
bahan baku yang kemudian diolah menjadi barang jadi oleh perusahaan untuk
kemudian dijual dipasar. Arus keluar
adalah produk yang dihasilkan oleh perusahaan untuk disalurkan kepada berbagai
pihak ,seperti distributor, agen, dan pengecer.
Proses
Manajemen Logistik
Proses
manajemen logistic terdiri dari langkah-langkah pengadaan, penyimpanan,
distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Beberapa langkah-
langkah tersebut, yaitu:
1.
Mengenai
pengadaan, terdapat 3 cara yang biasa tempuh dalam pengadaan logistik, yaitu membeli, menyewa, atau membuat sendiri.
Langkah yang paling ditempuh adalah cara membeli, bahwa pembelian merupakan
kegiatan yang mutlak perlu mendapatkan perhatian karena bahan, barang, alat
atau sarana yang dibeli harus memenuhi
berbagai persyaratan seperti: kesesuaian dengan kebutuhan prusahaan, mutu yang
tepat, harga yang paling menguntungkan perusahaan, jaminan kontinuitas suplai
dan hal-hal lain sejenis sehingga bahan, barang, alat, dan sarana yang
diperlukan tersedia pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat, serta dengan mutu yang tepat.
2.
Penyimpanan.
Pentingnya penyimpanan yang baik terlihat pada dua sisi. Satu sisi ialah bahwa
berbagai inventaris yang dimiliki oleh perusahaan terlepas dari cara pengadaan
yang ditempuh, belum tentu langsung digunakan. Bahan mentah atau bahan baku
yang akan diolah lebih lanjut menjadi suatu produk.
3.
Distribusi.
Cepat atau lambat, inventaris tertentu akan digunakan oleh berbagai pihak dalam
perusahaan dalam rangka pelaksanaan berbagai aktivitasnya dan produk tertentu
disalurkan.
Halaman 61-63
4.
Penggunaan. Sorotan perhatian pada penggunaan
tertuju pada inventaris perusahaan yang digunakan secara internal, baik dalam
arti proses pengolahan bahan mentah dan bahan baku menjadi produk tertentu,
maupun dalam arti sarana dan prasarana kerja yang digunakan dalam rangka
menjalankan roda perusahaan, termasuk mesin-mesin, alat-alat kantor, serta
peralatan lainnya.
5.
Pemeliharaan. Sarana dan prasarana memerlukan
pemeliharaan yang sangat cermat karena ada sarana atau prasarana kerja yang
hanya bermanfaat sekali pakai setelah itu tidak dapat digunakan lagi dan ada
pula yang dapat digunakan berkali-kali. Agar dapat digunakan secara
produktif dan untuk jangka waktu yang
lama maka pemakai harus mengikuti petunjuk operasional yang biasanya terdapat
dalam brosur produk. Dengan demikian seorang manajer logistik dituntut memahami
segi-segi teknis dari sarana dan prasara kerja yang diperlukan oleh organisasi.
6.
Penghapusan. Kebijaksanaan tentang penghapusan
merupakan keputusan manajemen tingkat tinggi karena sifatnya yang multifaset
atau multidimensi seperti dimensi produksi, dimensi pembelian, dan dalam banyak
hal, dimensi teknologi. Seorang manajer logistik harus mampu memahami berbagai
dimensi kebijaksanaan penghapusan tersebut dengan tepat sehingga dapat
menentukan sarana dan prasarana apa saja yang sudah tiba waktunya untuk dihapus
dan bagaiman acara penghapusannya. Serta harus mampu menjamin bahwa kegiatan
organisasi tidak terganggu akibat kebijaksanaan penghapusan tersebut.
Manajemen logistik sebagai salah satu komponen tim manajemen dalam perusahaan
harus terlibat dalam suatu siklus bidang manajemen yang menjadi tanggung jawabnya karena
hanya dengan demikianlah kontinuitas kegiatan organisasi dapat berjalan.
MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI BIDANG FUNGSIONAL
Sumber
daya manusia merupakan sumber daya (resource)
yang paling strategis yang dimiliki oleh suatu organisasi. Tapi ungkapan
demikian tidak mengabaikan pentingnya source
yang lain, seperti uang, mesin, metode kerja, bahan baku, sumber energi, waktu,
informasi, dan pasar. Manusia merupakan unsur terpenting dalam kehidupan suatu
organisasi. Betapapun besarnya kemampuan organisasi menyediakan, menguasai, dan
memiliki berbagai sarana dan prasarana serta betapapun tingginya kemahiran
kelompok manajerial merumuskan dan memilih strategi untuk ditempuh pada akhirnya
tolak ukur keberhasilan organisasi ditentukan oleh manusia yang bekerja di
dalamnya.
Satuan
kerja yang mengelola sumber daya manusia memainkan peranan pendukung dengan
maksud agar semua satuan kerja, komponen dan bidang fungsional yang terdapat
dalam perusahaan mampu mencapai unjuk kerja yang setinggi mungkin dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi sejalan dengan filsafat
manajemen, budaya, dan strategi organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Singkatanya
peranan pendukung yang dilakukan oleh manajemen sumber daya manusia berarti
menyelenggarakan berbagai fungsi manajemen sumber daya manusia demi peningkatan
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas organisasi sebagai keseluruhan.
Fungsi fungsi manajemen sumber daya
manusia
Manajemen sumber daya manusia sebagai bidang fungsional
dalam suatu organisasi menjalankan berbagai fungsinya atas dasar postulat yang
sangat mendasar sifatnya. Postulat pertama ialah bahwa pekerja adalah
makhluk yang mempunyai harkat dan martabat yang harus diakui dan dihargai oleh
orang atau pihak lain. Postulat kedua
ialah bahwa bekerja dipandang tidak hanya sekedar sebagai upaya mencari nafkah
bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang menjadi tanggungan pekerja, akan
tetapi sebagai perwujudan keinginannya untuk mengangkat harkat dan martabatnya.
Postulat ketiga ialah bahwa bekerja
merupakan upaya pemenuhan berbagai kebutuhan insani, tidak hanya dalam bentuk
kebutuhan fisik yang pada umumnya bersifat materiil, akan tetapi juga berbagai
kebutuhan lain yang sifatnya non fisik atau non materiil, termasuk kebutuhan
social, kebutuhan emosional, pengakuan status, kebutuhan mental, kebutuhan
intelektual, dan bahkan kebutuhan spiritual. Postulat keempat ialah bahwa karena harkat dan martabatnya sebagai manusia
terhormat dengan berbagai predikatnya seperti makhluk politik, makhluk ekonomi,
dan makhluk social, gaya manajerial yang tepat digunakan adalah gaya yang
mencerminkan pengakuan manajemen atas predikat tersebut. Postulat kelima ialah bahwa setiap orang memiliki
kepribadian yang khas dan oleh sebab itu harus diperlakukan bukan hanya secara
manusiawi ditempatnya bekerja akan tetapi juga memperhitungkan
perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam diri mereka, termasuk perbedaan yang
bersifat idiosinkratik.
Dari berbagai postulat tersebut terbentuklah dasar
penyelenggaraan berbagai fungsi manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari
antara lain: penciptaan dan pemeliharaan system informasi sumber daya manusia
yang andal, perencanaan ketenagakerjaan, rekrutmen, seleksi, orientasi dan
penempatan, pemberian imbalan, perencanaan dan pengembangan karier, pendidikan
dan pelatihan, penilaian kinerja, perlindungan dan pemeliharaan, kesehatan dan
keselamatan kerja, pemeliharaan hubungan dengan para karyawam, pemutusan
hubungan kerja dan pemensiunan, serta pemeliharaan hubungan industrial dengan
serikat pekerja.
System Informasi Sumber Daya Manusia. Efektif tidaknya
penyelenggaraan berbagai fungsi yang menjadi tanggung jawab manajemen sumber
daya manusia yang andal serta yang dipelihara secara cermat sehingga
mencerminkan kemutakhiran, akurasi dan kelengkapannya.
Sekilas tentang Perencanaan Ketenagakerjaan.
Perencanaan tenaga kerja dalam suatu organisasi mempertimbangkan permintaan dan
penawaran tenaga kerja.
Perihal Rekruitmen. Melakukan fungsi rekruitmen
berarti mempelajari dan memanfaatkan berbagai bentuk penawaran tenaga kerja.
Manajemen sumber daya manusia menggarap berbagai sumber tenaga kerja baru yang
dibutuhkannya.
Proses
Seleksi. Yakni hasil
kegiatan rekruitmen ialah masuknya surat-surat lamaran dari para pencari kerja.
Orientasi
dan Penempatan. Orientasi
merupakan proses sosialisasi yang secara terencana dan programatis dilakukan
oleh perusahaan bagi para karyawan. Orientasi perlu dilakukan bukan saja bagi
para karyawan baru, akan tetapi juga bagi para karyawan lama yang mendapat
promosi dan yang mendapat penugasan baru karena alih wilayah atau alih tugas.
Manajemen
Sistem Imbalan. Imbalan
ialah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan dari organisasi sebagai “balas
jasa” atas pengarahan tenaga, pengetahuan, keterampilan, dan waktu sebagai
bukti pemenuhan kewajiban yang bersangkutan kepada organisasi. Suatu system
imbalan dapat dikatakan tepat atau efektif apabila didasarkan kepada empat
prinsip, yaitu keadilan, kewajaran, kesetaraan dan kemampuan.
Menyatakan
prinsip organisasi manajemen memang
mudah, akan tetapi penerapannya sulit karena tidak adanya kriteria yang pasti
dan kriteria yang sering dilihat dari kacamata yang subjebtik.Prinsip
Kesetaraan juga angat penting dalam menentukan kebijaksanaan tentang sistem
imbalan yang diberlakukan dalam organisasi, manajemen perlu memperoleh
informasi dari berbagai sumber seperti pasaran kerja, asosiasi perusahaan
sejenis dan organisasi profesi dll. Empat prinsip sistem imbalan :
a. Mempunyai
daya tarik bagi para tenaga kerja baru untuk bekerja di organisasi
b. Mampu
mempertahankan tenaga kerja yang baik untuk tetap bekerja di organisasi
c. Menghilangkan
atau paling sedikit mengurangi niat karyawan untuk berhenti atau pindah ke
organisasi lain.
d. Menjamin
kepuasan kerja yang tinngi
Dengan
menngunakan pendekatan tradisional dan non tradisional, sistem imbalan
merupakan berbagai bentuk penghargaan manajemen terhadap karyawan baik karena
massa kerjanya, beban tanggung jawabnya, jumlah tanggungannya, biaya hidup
didomilisinya dll. Sistem imbalan ini dikenal dengan “pendekatan kafetaria” dan
pendekatan tersebut makin populer karena dua pertimbangan utama yaitu :
a. Komponen
sistem imbalan tersebut terdiri dari dua unsur, yaitu :
-
Imbalan yang
bersifat Intrinsik adalah penghargaan yang diberikan oleh organisasi atas
tindakan, sikap dan perilaku tertentu yang berakibat pada peningkatan kontribusi
karyawan yang bersangkutan kepada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
-
Imbalan yang
bersifat Ekstrinsik adalah berbagai bentuk imbalan yang diberikan dengan dua
kategori yaitu yang tradisional dan non tradisional.
b. Sistem
imbalan dengan pendekatan kafetaria mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh
perbedaan-perbedaan dalam tingkat, bentuk dan jenis kebutuhan para karyawan.
Salah daya tarik kuat dari sistem imbalan dengan pendekatan kafetaria ini
adalah bahwa sistem tersebut mempertimbangkan kenyataan bahwa tidak ada dua
karyawan yang tingkat, bentuk dan jenis kebutuhannya persis sama.
Perencanaan
dan pengembangan karier karyawan
merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting
dan perlu ditekankanbahwa perencanaan dan pengembangan karier merupakan urusan
dari tiga pihak yaitu karyawan, atasannya dan satuan kerja.
Pendidikan dan Pelatihan. Satu kebenaran
ilmiah yang sudah diterima di kalangan ilmuwan dan para praktisi, bisa serta
merta tidak berlaku lagi karena temuan baru mengatakan bahwa teori yang selama
ini diterima sudah tidak berlaku lagi. Pengetahuan seseorang mudah
kadaluwarsa.
Satu jenis
ketrampilan yang selama ini dipandang sudah memadai karena dapat memenuhi
tuntutan tugas, menjadi “ketinggalan jaman” karena tugas baru menuntut
ketrampilan baru.
Lima alasan mengapa
program pendidikan dan pelatihan diperlukan :
1. Terlihat gejala
menurunnya produktivitas karyawan,
2. Karyawan melakukan
banyak kesalahan dalam tugasnya,
3. Terlihat gejala
motivasi karyawan rendah,
4. Semangat kerja
menurun,
5. Manajemen puncak
menentukan strategi baru.
Program pendidikan
atau pelatihan harus bersifat taylor-made,
artinya suatu program pendidikan atau pelatihan harus dirancang sedeikian rupa
sehingga salah satu gejala problematik diatas bisa teratasi.
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam agar pesertanya mampu menghadapi permasalahan tersebut adalah :
1. Analisis kebutuhan
2. Penentuan materi
pendidikan dan pelatihan
3. Seleksi peserta
4. Seleksi tenaga
pengajar
5. Pemilihan metode dan
teknik-teknik proses belajar-mengajar
6. Penyelenggaraan yang
tertib dan teratur
7. Penilaian
Suatu program
pelatihan dikatakan efektif apabila :
1. Salah satu penyebab
bisa teratasi
2. Terjadi perubahan
efektif permanen dalam diri peserta, pengguna tenaga kerja yang telah
menyelesaikan program tertentu dan dalam organisasi sebagai keseluruhan
Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja
secara berkala adalah salah satu tugas yang harus dilakukan oleh seorang
manajer dan tenaga profesional dalam manajemen sumber daya manusia.
Pendekatan yang
tepat dalam melakukan kinerja adalah pendekatan suportif, dimaksudkan untuk membantu para karyawan meningkatkan
kinerjanya melalui pembinaan, bimbingan dan nasehat, bukan pendekatan punitif.
Para penilai harus
memiliki kemampuan yang tinggi untuk menggunakan teknik-teknik penilaian
kinerja, baik untuk mengukur kinerja karyawan di masa lalu maupun kepentingan
di masa depan.
Terima kasih atas artikel nya gan
BalasHapus