BAB II
SISTEM INFORMASI SEBAGAI PENDUKUNG PROSES MANAJEMEN
TIGA
KATEGORI PERANAN MANAJEMEN
1. Peranan yang Bersifat “Interpersonal”
Peranan
yang bersifat interpersonal antara
lain dimaksudkan untuk menumbuhsuburkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam
organisasi. Peranan ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk utama, yaitu:
pertama peranan yang bersifat simbolis. Contohnya antara lain ialah
keterlibatan langsung dalam perayaan hari-hari besar nasional, perayaan
ulangtahun organisasi, dan lain-lain. Kedua, peranan selaku pimpinan. Jelas
bahwa kemampuan memimpin yang efektif akan turut menentukan keberhasilan atau
kegagalan organisasi karenadengan kepemimpinan itulah orang lain dibina,
diarahkan, dan diberi motivasi yang tepat. Ketiga, peranan sebagai penghubung,
terutama dalam arti eksternal yaitu peranan selaku wakil organisasi dalam
menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang mempunyai kemitraan atau
hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan.
2. Peranan yang bersifat “Informasional”
Yang
di maksud dengan peranan ini ialah bahwa dalam kedudukannya selaku unsur
pemimpin dalam organisasi, manajemen menjadi pemantau arus informasi dalam
organisasi disamping peranan selaku penerima dan pembagi informasi. Yang
disebut terakhir ini termasuk peranan selaku juru bicara organisasi. Sebagai
pemantau arus informasi, manajemen berupaya untuk menjamin bahwa informasi yang
diterima segera sampai kepada satuan kerja yang memerlukannya dan sebaliknya
arus informasi keluar berjalan lancar dalam arti diterima oleh pihak luar yang
memerlukannya dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Melimpahnya
informasi yang diterima oleh manajemen dapat menimbulkan masalah paling sedikit
dalam dua bentuk, yaitu :
a. Bahwa tidak sedikit waktu dan tenaga
manajemen yang digunakan untuk menyeleksi informasi apa saja yang betul-betul
dibutuhkannya yang berarti mengurangi waktu yang tersedia untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang lebih strategis sifatnya.
b. Tidak adanya jaminan bahwa informasi
yang diterima itu bermutu tinggi karena, seperti dimaklumi, dalam dunia
informasi dewasa ini dikenal dengan akronim GIGO yang merupakan singkatan dari
ungkapan Garbage in, Garbage out.
Pada hal yang diperlukan oleh manajemen adalah
informasi yang relevan, mutakhir, lengkap, dan andal serta tersimpan sedemikian
rupa sehingga mudah ditelusuri oleh manajemen apabila diperlukan.
3. Peranan selaku Pengambil Keputusan
Manajemen
memiliki wewenang untuk bertindak selaku :
a. Wirausahawan
b. Peredam ketidaktenangan
c. Penentu alokasi sarana, prasarana,
sumber daya manusia dan dan, serta
d. Selaku perunding
Wirausahawan yang dimaksud ialah bahwa merekalah
yang paling bertanggung jawab untuk mengamati situasi internal dan lingkungan
sedemikian rupa sehingga jika peluang baru timbul untuk melakukan kegiatan
tertentu dalam rangka peningkatan kemampuan organisasi mencapai tujuan dan sasarannya.
Peluang tersebut dapat dimanfaatkan dengan segera dan dengan semaksimal mungkin.
PROSES MANAJERIAL
Organisasi apapun yang dikelola, manajemen
selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial yang pada intinya berkisar
pada: (a) penentuan tujan dan sasaran, (b) permusan strategi, (c) perencanaan,
(d) penentuan program kerja, (e) pengorganisasian, (f) penggerakan sumber daya
manusia, (g) pemantauan kegiatan oprasional, (h) pengawasan, (i) penilaian,
serta (j) penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik. Masing-masing tahap
dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi seperti:
1.
Penentuan Tujuan
Dapat dinyatakan secara aksiomatis bahwa suatu organisasi
dibentuk dan dikelola untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pertama: Tujuan organisasi biasana
ditentukan oleh pendiri organisasi tersebut dan seluruh kegiatan yang
diselenggarakan kemudian diarahkan kepada pencapaian tujuan tersebut. Kedua: semua anggota organisasi
diharapakan ma menerima tujuan tersebt sebagai sesuatu yang layak dan pantas
ntuk dicapai terlepas dari latar belakang, preferensi pribadi, dan motivasi
para anggota tersebut. Ketiga: Tujuan
dipandang sebagai sesuatu yang menjadi “bintang penuntun” dan sekaligus sebagai
“Titik kulminasi” seluruh kegiatan organisasi yang antara lain berarti bahwa
apa pun yang tejadi kemudian dalam organisasi harus berkaitan langsung dengan
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan akhir dari sebuah organisasi
memiliki empat ciri, yaitu: (a) jangkauan waktunya jauh ke depan dan bahkan
biasanya tidak dinyatakan secara tegas kapan tujuan tersebut akan dicapai,
melainkan “diupayakan akan tercapai satu kali kelak”, (b) tujuan merupakan
sesuatu kondisi ideal yang diharapkan akan terwujud, (c) tujuan dinyatakan
secara kualitatif, dan (d) sifat tujuan akhir tersebut tidak dimungkinkan untuk
dirumuskan secara konkret melainkan abstrak.
2. Pentahapan Pencapaian Tujuan
Ciri-ciri tujuan akhir yaitu :
1. Kurun waktu pencapaiannya ditentukan
seperti misalnya lima tahun
2. Tidak lagi idealistik melainkan
didasarkan pada pemikiran pragmatisme dalam arti bahwa sasaran tersebut
diyakini memang mungkin dicapai.
3. Dinyatakan kuantitatif sepanjang hal itu
mungkin dilakukan
4. Sasaran merupakan target yang konkret
Dengan tetap menyadari bahwa betapapun
cermatnya perkiraan tentang masa depan yang akan dihadapi selalu terdapat
faktor ketidakpastian. Oleh karena itu, maksimal yang dapat dilakukan ialah
minimalisasi risiko yang harus dihadapi . Untuk itu biasanya diperlukan
berbagai informasi untuk dijadikan instrumen pendukung pengambilan keputusan.
3. Perumusan Strategi
Untuk organisasi
yang besar diperlukan stratifikasi strategi sebagai berikut :
1. Strategi akbar yang berlaku bagi seluruh
organisasi
2. Strategi induk bagi satuan-satuan usaha
di dalamnya
3. Strategi dasar bagi berbagai bidang
fungsional dalam organisasi
4. Strategi operasional bagi satuan-satuan
kerja yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya
teknis dan operasional
Salah satu
instrumen ilmiah yang umum digunakan dalam menentukan dan menetapkan strategi
organisasi adalah analisis SWOT. SWOT merupakan akronim dari kata strengths
(kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats
(ancaman). Agar suatu organisasi meraih keberhasilan, manajemen mutlak perlu
mengenali faktor-faktor kekuatan organisasi, kelemahannya, peluang yang mungkin
timbul dan ancaman yang harus dihadapi.
4. Fungsi Perencanaan
Perencanaan
dapat definisikan sebagai “ pengambilan keputusan sekrang tentang hal-hal yang
akan dilakukan dalam satu kurun waktu tertentu di masa depan”. Dilihat dari
sudut jangkauan waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panajang misalnya
sepuluh tahun, jangka sedang misalnya lima tahun, dan jangka pendek misalnya
satu tahun atau bahkan mungkin lebih singkat lagi. Sangat penting untuk
disadari bahwa “muatan” resiko dan ketidakpastian makin besar dalam perencanaan
jangka panjang dan relatif makin kecil jika rencana bersifat jangka sedang,
apalagi jangka pendek.
5. Penyusunan Program Kerja
Merupakan
perencanaan jangka pendek. Penyusunan program kerja merupakan rincian yang
sistematis dari rencana jangka sedang atau menengah.
6. Fungsi Pengorganisasian
Organisasi dapat
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang terikat secara formal dan hierarkis
serta bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. 5 implikasi informasional :
·
Organisasi
sebagai wadah
Artinya dimana
sekelompok orang bergabung dan menempati kotak-kotak tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya. Hubungan kerja yang sifatnya hierarkikal yang
tercermin dalam hubungan formal anata atasan dan bawahan sangat menonjol.
·
Organisasi
sebagai proses interaksi
Teori organisasi
yang mutakhir sangat menekankan pentingnya melihat organisasi sebagai suatu
proses interaksi, interdependensi, dan interrelasi antara berbagai komponen
yang terdapat dalam organisasi tersebut. Alasan yang sangat mendasar ialah
mutlak perlunya diterapkan pendekatan kesisteman dalam menajalan roda
organisasi.
7. Penggerakan Sumber Daya Manusia
Kiranya dapat
dinyatakan secara aksiomatik bahwa fungsi penggerakan sumber daya manusia
merupakan fungsi yang termat penting dan sekaligus yang paling sulit. Paling
sulit karena manusia merupak makhluk yang sangat rumit yang belum sepenuhnya dipahami
baik oleh para teoritis maupun oleh para praktisi.
8. Penyelenggaraan Kegiatan Operasional
Jika definisi
klasik tentang manajemen disimak dengan cermat, akan terlihat paling sedikit
empat elemen yang sangat penting. Pertama:
manajemen mengandung berbagai kiat yang sifatnya situasional. Artinya,
meskipun benar terdapat prinsip-prinsip manajemen yang bersifat universal,
penerapannya harus selalu memperhitungkan factor situasi, kondisi, ruang dan
waktu. Kedua : manajemen berorientasi
pada hasil optimal untuk tidak mengatakan hasil yang maksimal. Ketiga : kelompok orang yang menduduki
berbagai jabatan manajerial hanya akan memperoleh hasil kerja dengan dan
melalui orang lain yang menjadi bawahan mereka yang tanggungjawab utamanya
adalah menyelenggarakan kegiatan operasional. Keempat : Sampai tingkat yang paling bawah sekalipun, seluruh
kegiatan operasional harus secara langsung tertuju pada dan mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan strategi yang telah
diterapkan sebelumnya
9. Pengawasan Sebagai Komponen Proses
Manajerial
Pengawasan
diperlukan karena dua pertimbangan umum. Pertama
: Dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan operasional, para ang gota organisasi tidak luput dari
berbagai kelemahan dan kekurangan, bahkan juga mungkin kekhilafan dan
kesalahan. Kedua : Tuntutan
efisiensi, efektivitas, dan produktifitas tidak mempengaruhi karena mungkin ada
anggota yang menampilkan perilaku yang negative dengan berbagai alasan
penyebabnya.
10. Penilaian Sebagai Komponen Proses Manajerial
Merupakan
upaya pembandingan antara hasil yang nyata dicapai setelah satu tahap tertentu
selesai dikerjakan dengan hasil yang seharusnya dicapai untuk tahap tersebut.
Menunjukkan beberapa hal :
1. Penilaian berbeda dengan pengawasan
2. Penilaian menghasilkan informasi tentang
teat tidaknya komponen dalam proses manajerial.
3. Hasil penilaian menggambarkan apakah
hasil yang dicapai sama dengan sasaran yang telah ditentukan
4. Informasi yang diperoleh harus dikaji
ulang (dapat diperoleh melalui wawancara, kuisioner, dll)
11. Pentingnya Umpan Balik
Umpan balik
merupakan bahan masukan yang sangat penting dalam menentukan arah dan langkah
yang akan di tempuh di masa depan baik dalam peningkatan efisiensi,
efektifitas,dan produktivitas kerja tanpa perubahan komponen proses manajerial,
maupun melakukan perubahan kebijaksanaan ,strategi ,struktur ,system
imbalan,budaya organisasi, dan pemanfaatan teknolg. Singkatnya umpan balik
sangat diperlukan sebagai bahan untuk menjadikan organisasi semakin tangguh
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya .
Dari pembahasan
di atas kiranya terlihat dengan jelas bahwa agar manajemen suatu organisasi
semakin mampu berperan dengan tingkat efektivitas yang tinggi, dukungan
informasi yang mutakhir,lengkap, akurat, dapat di percaya diproses dengan baik
serta tersimpan sedemikian rupa sehingga mudah di telusuri apabila tiba
waktunya untuk digunakan merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan
Harus pula di
catat bahwa dengan dukungan informasi demikian pun , masih diperlukan informasi
yang mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan bidang fungsional dalam organisasi
.hal inilah yang dibahas dalam bab berikut
Joe's Titanium Rocket - The Home Of Gold - iTaniumArts
BalasHapusJoe's titanium wedding band Titanium Rocket. is titanium a metal titanium belt buckle Iron ore is the most popular element in ore ore. Iron ore has apple watch series 6 titanium the titanium white fennec highest rate of