PERLUNYA
UPAYA PENYELAMATAN
BAHASA
INDONESIA
Nama :
Sholichatun Muslih
NIM : 1410201077
Surel :
Ros.Sholichatun@gmail.com
A.
Latar Belakang Masalah
Secara alamiah kita bisa berbahasa Indonesia pada kehidupan
sehari-hari, tetapi secara ilmiah kita belum mampu berbahasa Indonesia baik dan
benar. Banyak kita jumpai kesalahan-kesalahan berbahasa baik secara lisan
maupun tulisan semisal pada poster dan media penerangan lainnya. Pesan yang
disampaikan melalui poster bertujuan supaya membentuk kepribadian masyarakat
agar dapat berperan secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan.
Akan tetapi akhir-akhir ini muncul kecenderungan
dari beberapa poster yang ada dalam penulisannya lebih banyak memakai bahasa Inggris
dibandingkan menggunakan Bahasa
Indonesia. Sering kita menjumpai himbuan pada poster dengan kalimat “Say No To
Drugs, Reduce Reuse Recycle, Stop Global Warming, Go Green, dsb.”, Peristiwa
semacam ini sering terjadi walaupun tidak mengganggu makna yang sebenarnya, namun
hanya tidak sesuai dengan pembentukan kata yang diperlukan. Selain itu belum
tentu semua orang dapat memahami istilah
asing sehingga pesan pada poster tidak akan tersampaikan secara efektif.
Data World Almanac untuk penutur asli tahun 2005 sebanyak 176 juta
dengan perbandingan jumlah penduduk 218,9 juta jiwa. Realitanya semakin kearah
dewasa, penggunaan bahasa Indonesia semakin mengikis karena maraknya penggunaan
bahasa asing. ini menunjukan bahwa bahasa Indonesia belum sepenuhnya diterapkan
menjadi bahasa nasional oleh masyarakat.
Semakin maraknya penggunaan istilah asing yang
digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua
pihak agar peduli dengan eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan
Bahasa persatuan.
B. Fenomena
Penggunaan Bahasa Asing Tanpa Memperhatikankan Kaidah Penggunaan
Banyak media massa yang sering kita jumpai dalam tempat
umum salah satunya poster yang mempunyai pesan mengajak kepada masyarakat,
supaya timbul kesadaran melakukan hal positif. Namun kenyataannya masih
didominasi poster yang menggunakan bahasa asing.
Bagi sebagian orang yang mengetahui maknanya tidak
masalah akan tetapi bagi kalangan yang kurang memahami bahasa asing, isi pesan
yang disampaikan pada poster dapat memiliki penafsiran yang berbeda. Seharusnya
penulisan pada poster lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia supaya
masyarakat benar-benar tahu apa yang diharapkan dan maksud dari poster
tersebut.
Apabila seseorang menggunakan istilah asing yang
telah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti pada kata vitamin, unit dsb.
Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi
padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi apabila seseorang menggunakan
bahasa asing yang belum dibakukan, ini akan menjadi ancaman bagi bahasa
Indonesia sendiri.
Penggunaan
bahasa asing saat ini memang sangat dominan dikalangan masyarakat luas, karena
kita sedang memasuki era globalisasi dan bahasa asing khususnya bahasa inggris
juga menjadi bahasa internasional, tetapi jika kita terlalu mengutamakan bahasa
inggris, bagaimana dengan bahasa nasional kita, bahasa Indonesia ?
Fenomena negatif yang masih terjadi
di tengah masyarakat Indonesia antara
lain:
1) Banyak
orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa
Inggris, walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
2)
Banyak orang Indonesia merasa malu
apabila tidak menguasai bahasa asing (bahasa Inggris) tetapi tidak pernah
merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia. Terbukti sekarang para pelajar lebih banyak yang
mengikuti kursus bahasa asing daripada bahasa Indonesia sendiri.
3) Banyak
orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah
menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa
Indonesianya kurang sempurna.
4) Banyak
orang Indonesia lebih suka menggunakan kata, istilah, dan ungkapan asing,
padahal semua itu sudah ada sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia. Contoh : page (halaman), background (latar belakang), airport (bandara).
5) Banyak
orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai
bahasa Indonesia apa adanya. Banyak yang punya kamus asing tapi tidak ada
satupun kamus bahasa Indonesia.
Fenimena
tersebut jika tidak diperbaiki akan berakibat pada kelangsungan bahasa
Indonesia.
C.
Bahasa
Indonesia Yang Baik Dan Benar Berdasarkan Teori
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Dikatakan Ejaan yang disempurnakan karena ejaan tersebut merupakan hasil
penyempurnaan dari beberapa ejaan yang pernah disusun dan berlaku sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai kesalahan baik secara lisan
maupun tulisan. Semisal pada poster yang terkadang
tidak memperhatikan pemilihan kata (diksi).
Dalam penggunaan bahasa Indonesia diperlukan ketetapan,
kesesuaian, dan kelaziman sebuah kalimat, ketetapan menyangkut
makna kata dan sebuah kalimat untuk mengungkapkan sebuah gagasan. Sementara
kesesuaian menyangkut dengan kecocokan kata-kata yang di
pakai dalam situasi dan keadaan pembaca. Kelaziman berkaitan dengan penggunaan
kata-kata di dalam tulisan sesuai dengan yang digunakan oleh masyarakat pembaca
sehingga karya tersebut dapat dimengerti.
Mustakim (1993:70) mengatakan bahwa pemilihan kata
merupakan aspek yang cukup penting dalam penggunaan bahasa karena pemilihan
kata yang tidak tepat, selain menyebabkan ketidakefektifan bahasa yang
digunakan juga dapat menganggu kejelasan informasi yang disampaikan.
Djunaidi ( dalam Wildan dan Ridwan Ibrahim [Ed] 2003) mengemukakan bahwa
ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memilih kata untuk
penulisan ilmiah. Prinsip tersebut adalah (1) kata-kata yang digunakan adalah
kata-kata yang baku, (2) kata-kata yang dipilih harus mengungkapkan pengertian
yang tepat, (3) kata dan pembentukannya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang
digunakan, (4) kata atau kelompok kata yang digunakan harus sesuai dengan
maksud yang diinginkan, (5) kata yang digunakan adalah kata yang lazim dipakai
dalam bidang tersebut, (6) kata-kata yang di gunakan bersifat netral, (7) kata
atau istilah dari bahasa asing sedapat mungkin dihindarkan, (8) kata atau
istilah dalam bidang ilmu harus digunakan, (9) pengertian kata atau istilah dari
bahasa asing harus konsisten,dan (10) penggunaan kata dari bahasa Indonesia
yang belum umum untuk pengganti kata atau istilah asing sebaiknya menyertakan
kata atau istilah asing itu di dalam kurung dan cukup sekali saja.
D. Upaya Mendisiplinkan Berbahasa Indonesia
Dalam era globalisasi, jati diri
bahasa Indonesia perlu dibina dan dilestarikan oleh setiap warga negara
Indonesia. Sikap bahasa yang perlu dimiliki dapat
dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain:
1) Meningkatkan rasa kebanggaan memiliki
dan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai keperluan dan kemanfaatannya
yang menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan.
2) Menghindari
penggunaan bahasa asing secara berlebihan. penggunaan bahasa asing secara berlebihan
atau di luar keperluannya merupakan pelecehan terhadap peran dan kedudukan
serta hasil-hasil pengembangan bahasa Indonesia, juga melemahkan pembinaan
wawasan kebangsaan.
3) Meningkatkan frekuensi pembiasaan
penggunaan bahasa Indonesia dalam setiap kesempatan dan aktivitas, baik resmi maupun
tidak resmi. Agar tercapainya masyarakat yang terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia bukan sekadar melalui pendidikan formal dan pelatihan, terlebih
melalui pembiasaan secara terus-menerus dalam keluarga dan lingkungan
masyarakat.
Selain
itu juga, yang harus dilaksanakan adalah peningkatan peran dan fungsi bahasa
Indonesia yaitu :
Pertama,
meningkatkan fungsinya sebagai lambang kebanggaan dan lambang harga diri bangsa
Indonesia. Dengan fungsi ini bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya dan falsafah hidup yang menempatkan bangsa Indonesia dalam kedudukan yang
sederajat dengan bangsa lain di dunia.
Kedua,
meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa yang akan
menampakkan ciri khas sekaligus membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain di
dunia.
Ketiga,
yaitu sebagai sarana pemersatu bangsa. Fungsi ini memantapkan kehidupan sebagai
bangsa yang bersatu, tetapi tidak sampai menghilangkan latar belakang sosial
budaya dan bahasa daerah.
Fungsi
keempat bahasa Indonesia yang juga harus ditingkatkan, yaitu bahasa nasional
dalam perannya sebagai sarana perhubungan antar daerah dan antar budaya.
Peningkatan
fungsi bahasa Indonesia sebagai pendukung kebudayaan nasional perlu pula diupayakan
sehingga, fungsinya tidak sekadar sebagai pendukung kesusastraan nasional,
tetapi juga mendorong dan menggalakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan
nasional.
E.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Dewasa
ini banyak bermunculan media massa yang dalam menuliskan gagasannya didominasi dengan
penggunaan istilah asing salah satunya pada poster. Akan tetapi tidak menjadi
masalah jika istilah asing tersebut sudah diserap kedalam bahasa Indonesia. Kurangnya
kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri akan berdampak pada
tergilasnya atau lunturnya pemakaian bahasa Indonesia dalam masyarakat.
Bahasa
Indonesia yang baik adalah yang sesuai dengan EYD. Dalam penggunaan bahasa Indonesia diperlukan ketetapan, kesesuaian, kelaziman penggunaan kata serta
memperhatikan beberapa prinsip dalam memilih kata sangat diutamakan.
Upaya yang perlu dilakukan untuk
melestarikan bahasa salah satunya dengan memiliki sikap kesetiaan sikap kebanggan
berbahasa Indonesia. Selain itu juga yang harus dilaksanakan adalah peningkatan
peran dan fungsi bahasa Indonesia agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
pengaruh budaya asing.
2. Saran
1. Orang-orang
yang menjadi anutan antara lain pejabat Negara, tenaga pendidik dan tokoh
masyarakat bisa memberikan contoh berbahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan situasi pemakaiaannya.
2. Masyarakat
Indonesia sebagai penutur bahasa Indonesia harus lebih bangga menggunakan
bahasa Indonesia dalam komunikasi baik secara lisan dan tertulis serta lebih
mencintai bahasa Indonesia dan tidak mengesampingkannya.
3. Bagi
lembaga yang membidangi kebahasaan supaya sering mengadakan pengkajian,
penelitian maupun kegiatan yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sebagai
langkah menumbuhkan kesadaran, disiplin berbahasa oleh masyarakat serta menjaga
eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri.
Daftar Pustaka
Drs.Wahyono, Hari,M.Pd.
2013. Bahasa Indonesia Penuntun Terampil
Berbahasa. Lembah Asri: Tri Tunggal Buana Dewi.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta:
Gramedia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_menurut_jumlah_penutur_asli. diunduh pada 20
mei 2015.
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan&oldid=33032".diunduh pada 20 mei 2015.
http://sayutinew.blogspot.com/2015/03/analisis-kesalahan-penulisan-bahasa.html
diunduh pada 24 mei 2015.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar