Pendahuluan
Sering terdengar
ungkapan bahwa dunia dewasa ini berada dalam era informasi. Dan masyarakat
modern dikenal sebagai masyarakat informasional. Salah satu “produk”
perkembangan tersebut ialah tumbuhnya disiplin ilmiah baru yang kini dikenal
dengan istilah “Informatika”. Meskipun benar bahwa sebagai disiplin ilmiah “Informatika” masih relatif baru, karena mulai berkembang pada dekade tujuh
puluhan yang lalu, tapi ia tumbuh dengan sangat pesat sehingga dalam waktu yang
sangat singkat sudah mampu memberikan kontribusi substansial dan bahkan
menumbuhkan kesadaran pada berbagai pihak tentang pentingnya informasi sebagai
suatu resource organisasi yang
strategis. Sebagai tanggapan terhadap fenomena tersebut, para pakar telah
mengembangkan orientasi baru dalam bidang informasi yang dikenal dengan nama “
Sistem Informasi Manajemen” (Information
Management System).
Dengan perkataan lain kemampuan
manajemen memanfaatkan informasi dalam menjalankan fungsi – fungsi manajerial
akan turut menentukan berhasil tidaknya manajemen yang bersangkutan meraih
keberhasilan dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya. Untuk menunjukkan betapa
pentingnya peranan informasi dalam kehidupan modern dewasa ini, dalam buku ini
masyarakat yang mengolah informasi secara “tradisonal” dalam arti tidak
menggunakan sarana bermuatan teknologi tinggi disebut masyarakat
prainformasional. Sebaliknya masyarakat yang mengolah berbagai komponen
penanganan informasi dengan memanfaatkan kemajuan dan terobosan teknologi
informasi disebut sebagai masyarakat informasional.
Memang benar kebutuhan berbagai
jenis oraganisasi akan informasi bukan hal yang baru sama sekali karena sejak
dahulu hingga sekarang penanganan suatu sistem informasi dilakukan melalui
tujuh tahap, yaitu
- Pengumpulan data
- Klasifikasi data
- Pengolahan data supaya berubah bentuk, sifat, dan kegunaannya menjadi informasi
- Interpretasi informasi
- Penyimpanan informasi
- Penyampaian informasi atau transmisi kepada pengguna dan
- Penggunaan informasi untuk kepentingan manajemen organisasi
Bahkan
dalam era reformasi sekarang ini pun tidak sedikit organisasi terutama yang
kecil yang masih mengolah informasi yang dibutuhkannya secara manual atau
mekanik. Akan tetapi karena komputer dan perangkat lunak pendukungnya masih
murah dan memiliki kemampuan yang makin besar, makin banyak pula organisasi
yang melakukan komputerisasi.
Ciri – ciri masyarakat
informasional
Bagan
Perbandingan masyarakat prainformasional dan masyarakat informasional
|
No
|
Ciri
|
Masyarakat Prainformasional
|
Masyarakat informasional
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
1
|
Dasar Ilmiah
|
Paradigma yang berlaku
|
Kemampuan menggabungkan yang kreatif
melimpah
|
|
2
|
Jumlah informasi
|
Langka
|
Melimpah
|
|
3
|
Tingkat pertambahan informasi
|
Linear
|
Eksponensial
|
|
4
|
Dasar seleksi
|
Kabur
|
Tepat
|
|
5
|
Kecepatan transmisi informasi
|
Lambat
|
Cepat
|
|
6
|
Lingkup informasi
|
Sempit
|
Luas
|
|
7
|
Biaya pengadaan informasi
|
Mahal
|
Murah
|
|
8
|
Isi informasi
|
Stabil
|
Berubah – ubah
|
|
9
|
Lokasi informasi
|
Tetap
|
Mobil
|
|
10
|
Jangkauan terhadap informasi
|
Terbatas
|
Terbuka
|
|
11
|
Cara penyampaian informasi
|
Monomedia
|
Multimedia
|
|
12
|
Jenis interdependensi
|
Rendah
|
Tinggi
|
|
13
|
Variabilitas informasi
|
Pengalaman langsung
|
Tidak langsung
|
|
14
|
Unit untuk penanganan informasi
|
Individu
|
Mesin/bantuan mesin
|
|
15
|
Struktur pengolahan informasi
|
Hierarkis
|
Horizontal
|
|
16
|
Kerangka nilai interprestasi
|
Monistik
|
Pluralistik
|
|
17
|
Ukuran teknologi informasi
|
Besar
|
Kecil
|
|
18
|
Tingkat kompleksitas sistem informasi
|
Sederhana
|
Kompleks
|
|
19
|
Arus informasi
|
Dari seorang ke banyak orang
|
Dari banyak orang ke seorang
|
|
20
|
Pemecahan masalah
|
Lokal
|
Berdasarkan pendekatan kesisteman
|
|
21
|
Partisipasi sosial dalam pengolahan
informasi
|
Perwakilan (by proxy)
|
Universal dan langsung
|
|
22
|
Tingkat kerahasiaan
|
Penuh kerahasiaan
|
Penetratif
|
|
23
|
Orientasi waktu
|
Masa lalu
|
Masa depan
|
Penjelasan
dari bagan :
1. Dilingkungan
masyarakat prainformasional ilmu pengetahuan yang digunakan masih relatif
sederhana dan oleh karena itu paradigma ilmiahnya pun sering tampak kaku
disertai oleh pendekatan yang simplistik. Sebaliknya, dilingkungan masyarakat
yang sudah tergolong informasional instrumen berpikir yang digunakann sudah
memanfaatkan teori baru dan perkembangan ilmu pengetahuan yang canggih dan cenderung
bersifat spesialistik.
2. Masyarakat
tradisional atau prainformasional menghadapi permaslahan sangat sederhana
dibandingkan oleh masyarakat yang sudah maju. Dengan situasi demikian, jumlah
informasi yang diperlukannya pun relatif sedikit dibandingkan dengan masyarakat
maju yang beraneka ragam permasalahan. Masyarakt maju dapat menciptakan
informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat.
Masyarakat yang belum maju menghadapi kelangkaan informasi untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapinya. Sebaliknya, masyarakat maju dihadapakan
kepada kelimpahan informasi sehingga diperlukan keahlian dan kemahiran untuk memilih
informasi apa yang benar–benar diperlukan dalam pemecahan berbagai masalah.
3. Diatas
sudah dijelakan bahwa masyarakat yang belum maju informasi bertambah dengan
lambat berdasarkan rumus linear, tetapi sebaliknya informasi dimasyakat sudah
maju berdasarkan rumus eksponensial. Tentunya sangat mudah untuk membayangkan
bahwa pertambahan informasi yang bersifat eksponensial di masyarakat maju
adalah berkat kemampua alat – alat pengolahan informasi yang makin tinggi dan
canggih.
4. Dengan
menggunakan paradigma secara kaku dibantu oleh intuisi, masyarakat yang belum
maju untuk menyeleksi jenis – jenis informasi yang digunakannya sering tidak
jelas atau kabur. Sebaliknya masyarakat maju disamping paradigma menggunakan
pendekatan penggabungan yang kreatif, juga menggunakan paradigma ilmiah yang
memungkinkan pemilihan informasi dilakukan dengan tepat, bebas dari selera, dan
subjektivitas pengambil keputusan kunci.
5. Penyampaian
informasi dilingkungan masyarakat yang belum maju dapat berjalan lambat
mekanisme penyampaiannya sederhana dengan kapasitas transmisi yang rendah.
Berbeda halnya dengan masyarakat modern yang sudah menggunakan alat–alat
teknologi tinggi dan canggih dengan kecepatan yang sangat tinggi.
6. Karena
berbagai keputusan yang diambil oleh masyarakat yang belum maju relatif
sederhana pendekatan pemecahan masalah yang umum digunakan ialah pendekatan parsial atau inkremental. Dengan
perkataan lain, permasalahan yang timbul dipecahkan satu per satu. Sebaliknya
masyarakat maju biasanya dihadapkan kepada bebarapa permasalahan sekaligus yang
timbul secara simultan sehingga bentuk informasi yang dibutuhkan pun beraneka
ragam, jenisnya banyak, jumlahnya besar, dan lingkupnya pun luas. Oleh karena
itu diperlukan cara pemecahan yang integralistik, komprehensif, dan holistik.
7. Biaya
yang harus dikeluarkan oleh suatu organisasi yang masih berada pada tahap
prainformasional biasanya tinggi. Meskipun jumlah informasi yang diolah tidak
banyak, tapi sarana pengolahannya, disamping harganya mahal, juga tidak mampu
bekerja dengan kecepatan tinggi. Sebaliknya masyarakat informasional, biaya
pengolahan informasi menjadi lebih murah meskipun jumlah informasi yang diolah
berjumlah besar. Alasannya karena kecanggihan perangkat keras dan perangkat
lunak. Ada empat hal mengapa penanganan informasi dalam era modern relatif
makin murah ialah :
a. Tersediannya
berbagai alternatif pilihan sarana pengolahan data.
b. Tenaga
kerja pengolah informasi sangat kurang sehingga biaya untuk membayar imbalan
mereka dapat ditekan.
c. Dukungan
berbagai jenis perangkat lunak sehingga informasi yang dihasilkan benar – benar
“siap pakai” dan
d. Tingkat
akurasi penyelesaian pengolahan sangat tinggi sehingga tidak diperlukan
pengolahan ulang.
8. Telah
umum diketahui bahwa masyarakat prainformasional berkembang dengan lamban,
permasalahan yang dihadapinya relatif tidak rumit, dan sering bersifat
repetitif sehingga isi informasi yang dibutuhkan tidak sering mengalami
perubahan. Sebaliknya salah satu fenomena yang terlihat dalam masyarakat modern
ialah sering terjadinya perubahan yang berlangsung dengan cepat.
9. Salah
satu ciri masyarakat yang belum maju ialah tingkat mobilitasnya yang rendah,
baik dalam arti fisik maupun dalam arti status sosialnya. Pengambil keputusan
kunci di lingkungan masyarakat tersebut pada umumnya tetap sama, yaitu mereka
yang dipandang sebagai tokoh masyarakat tidak mnduduki jabatan formal akan
tetapi diakui sebagai pimpinan informal. Sebaliknya dalam masyarakat yang sudah
maju, yang sudah sudah mencapai tahap sebagai masyarakat informasional,
mobilitas fisik dan sosial para warga biasanya tinggi. Akibatnya arus informasi
bergerak denagn kecepatan tinggi mengikuti mobilitas manusia yang terdapat di
dalamnya.
10. Dalam
lingkungan masyarakat prainformasional, jangkauan informasi masih terbatas karena
bentuk dan sifat keputusan yang diambil memerlukan dukungan informasi yang
bersifat terbatas pula. Sebaliknya dalam lingkungan masyarakat maju, jangkauan
informasi menjadi terbuka dan tanpa batas. Ada dua alasan kuat sebagai
penyebabnya :
a. Bentuk
dan jenis permasalah yang harus dicari jalan keluarnya sangat bervariasi dan
informasi pendukungnya pun harus sesuai dengan keputusan yang akan diambil dan
b. Perubahan
yang sering terjadi dengan sangat cepat menuntut tersedianya informasi yang
memungkinkan pendekatan proaktif untuk menghindari situasi “dadakan” karena
perubahan selalu mengandung ketidakpastian.
11. Dalam
masyarakat prainformasional jumlah dan jenis informasi yang diperlukan pada
umumnya relatif sedikit dan oleh karena itu sarana penyampaiannya pun sudah
cukup dengan menggunakan medium tunggal atau monomedia dan bahkan sering bersifat lisan. Sebaliknya dalam
masyarakat informasional terdapat empat hal yang membedakannya dari masyarakat
prainformasional, yaitu:
a. makin
tingginya kesadaran banyak pihak terutama para pengambil keputusan strategis
tentang pentingnya peranan informasi.
b. Volume
dan jenis informasi yang dibutuhkan semakin besar dan beraneka ragam
c. Perkembangan
teknologi informasi yang sangat pesat
d. Penggunaan
multimedia dalam penyampaian
informasi dari sumber informasi kepada pengguna informasi
12. Bahwa
masyarakat tradisional terdiri dari kelompok – kelompok yang relatif self-containing dalam arti:
a. Terdiri
dari para warga yang masih mempunyai pertalian darah
b. Menganut
sistem “keluarga besar” atau extended
family system
c. Terikat
kuat pada tradisi dan norma – norma budaya yang bersifat komunalistik
d. Menekuni
jenis – jenis profesi tertentu untuk mencari nafkah seperti menjadi petani,
pedagang dll
e. Relatif
tertutup terhadap pengaruh dari luar
Berbeda
dengan masyarakat maju. Kenyataan menunjukkan bahwa karena berbagai faktor,
masyarakat modern semakin terbuka, cenderung manganut sistem keluarga yang
“longgar” dalam arti bahwa yang berlaku ialah nucleus family system (sistem
keluarga inti) tradisi dan norma – norma yang dianut sudah “tercampur” dengan
norma – norma yang datang dari luar, para anggota masyarakat terlibat dalam
aneka ragam profesi dan berinteraksi dengan banyak pihak luar
kelompok/masyarakat.
13. Satu
ciri masyarakat yang belum maju ialah bahwa hubungan antar manusia pada umumnya
terjadi secara langsung dan menggunakan bahasa lisan. Informasi pun
disampaiakan oleh satu pihak kepada pihak lain dengan cara yang sama.
Sebaliknya, dalam lingkungan masyarakat yang sudah maju makin banyak hubungan
antar manusia yang terjadi secara tidak langsung dan menggunakan berbagai media
untuk penciptaan dan pemeliharaan hubungan tersebut.
14. Cara
penanganan informasi jelas berbeda antara masyarakat yang belum maju
dibandingkan dengan masyarakat yang sudah maju. Pada umumnya di lingkungan
masyarakat yang belum menggunakan teknologi informasi yang canggih penanganan
informasi dilakukan oleh tenaga manusia, secara manual. Sebaliknya masyarakat
yang sudah maju penanganan informasi dilakukan dengan menggunakan mesin – mesin
pengolah informasi.
15. Masyarakat
tradisional mengakui adanya stratifikasi kekuasaan dalam masyarakat.
Stratifikasi tersebut ternyata menampakkan diri pula pada pengolahan informasi.
Sebaliknya dilingkungan masyarakat yang sudah maju, meskipun stratifikasi
kekuasaan tetap ada seperti tercermin pada berbagai organisasi yang strukturnya
piramidal pentingnya interaksi, interrelasi, dan interdependensi anatara satu
komponen organisasi dengan komponen lainnya makin menonjol karena disadari
bahwa tercapai tidaknya tujuan dan berbagai sasaran organisasi pada analisis
terakhir ditentukan oleh sifat, jenis, dan intensitas hubungan yang diciptakan,
dibina, dan dipelihara.
16. Dalam
masyarakat tradisional pengambilan keputusan biasanya pada akhirnya dilakukan
secara terpusat yaitu oleh seseorang yang diakui menjadi pimpinan tertinggi di
masyarakat. Sebaliknya masyarakat informasional sebagai akibat proses
demokratisasi dan pemberdayaan para anggota organisasi didukung oleh teknologi
informasi yang makin canggih, pola pengambilan keputusan bergeser dari
pendekatan yang setralistik ke pendekatan yang desentralistik karena makin
banyak pihak dan orang yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
17. Semua
orang yang berkecimpung dalam dunia informasi mengetahui bahwa komputer
generasi pertama adalah alat yang bulky dalam arti ukurannya yang besar, bagian
– bagiannya dihubungkan oleh kabel yang panjang dan memerlukan ruang penempatan
yang luas.
18. Telah
umum diketahui bahwa makin maju suatu masyarakat, makin dinamis pula masyarakat
tersebut. Dan sistem informasi yang diperlukan pun makin kompleks, berbeda
dengan masyarakat prainformasional yang sistem informasinya relatif sederhana.
19. Dilingkungan
masyarakat prainformasional arus informasi mengalir dari seorang kepada banyak
orang, yaitu dari pimpinan di masyarakat disebarluaskan kepada para anggotanya.
Sebaliknya dilingkungan masyarakat informasional sebagai salah satu akibat
desentralisasi pengolahan informasi “arus” informasi mengalir dari para
pengambil keputusan pada eselon yang lebih rendah kepada pimpinan puncak yang
pada gilirannya memungkinkan pimpinan puncak tersebut memantau.
20. Misalnya
dengan menggunakan teknik ilmiah dalam pemecahan masalah dengan mengambil
langkah – langkah :
a. Mendefinisikan
hakikat secara tepat sehingga seluk beluknya dikenali dengan jelas
b. Mengumpulkan
data yang relevan
c. Mengolah
data sedemikian rupa sehingga memberi petunjuk tentang berbagai alternatif yang
mungkin ditempuh
d. Analisis
setiap alternatif untuk memahami keunggulan dan kelemahannya
e. Mengambil
keputusan tentang dan menjatuhkan pilihan pada alternatif yang tamoaknya
terbaik
f. Pelaksanaan
keputusan yang diambil dan
g. Menilai
pelaksanaan keputusan, apakah berhasil memecahkan masalah yang dihadapi atau
tidak
21. Di
masyarakat yang belum maju tingkat kepedulian itu pada umumnya rendah karena
para warga masyarakat “menyerahkannya” kepada orang – orang yang dipandang
sebagai tokoh masyarakat. Sebaliknya dilingkungan masyarakat yang sudah maju,
partisipasi sosial dalam pengolahan informasi pada umumnya tinggi yang berarti
bersifat universal dan langsung.
22. Salah
satu ciri masyarakat yang belum maju ialah bahwa masyarakat tersebut relatif
tertutup. Perkembangan baru dilihatnya dengan oenuh kecurigaan. Kecenderungan
menolak perubahan pada umumnya tinggi, masyarakat lebih senang mempertahankan
status quo. Berbeda halnya dengan masyarakat informasional anatara lain karena
keterbukaannya menjadikan pemilikan informasi menjadi sangat penetratif.
23. Masyarakat
yang maju lebih senang mempertahankan status quo ketimbang menyambut terjadinya
perubahan hal tersebut anatara lain menunjukkan bahawa orientasi masyarakat
informasional adalah pada masa lalu. Para anggota masyarakat lebih senang
“bernostalgia” dengan kejayaan masa lalu yang pernah dialami dan enggan mengambil
risiko karena diketahuinya bahwa masa depan mengandung ketidakpastian. Dari
pengamatan atas berbagai ciri masyarakat informasional terlihat bahwa
masyarakat seperti itu tidak takut menghadapi berbagai tantangan dan risiko
yang akan timbul di masa depan.
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
|
16.
|
Kerangka
Nilai Interprestasi
|
Monistik
|
Pluralistik
|
|
17.
|
Ukuran
Teknologi Informasi
|
Besar
|
Kecil
|
|
18.
|
Tingkat
Kompleksitas Sistem Informasi
|
Sederhana
|
Kompleks
|
|
19.
|
Arus
Informasi
|
Dari
seorang ke banyak orang
|
Dari
banyak orang ke seorang
|
|
20.
|
Pemecahan
Masalah
|
Lokal
|
Berdasarkan
pendekatan kesisteman
|
|
21.
|
Partisipasi
Sosial dalam Pengolahan Informasi
|
Perwakilan(by
proxy)
|
Universal
dan langsung
|
|
22.
|
Tingkat
Kerahasiaan
|
Penuh
kerahasiaan
|
Penetrative
|
|
23.
|
Orientasi
Waktu
|
Masa
lalu
|
Masa
depan
|
Penjelasan
tentang bagan di atas :
1. Di
lingkungan masyarakat pra informasional ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai
dasar berpikir masih relative sederhana , paradigm ilmiahnya pun kaku disertai
pendekatan simplistic. Sedangkan masyarakat informasional, dasar berpikir
menggunakan toeri baru dan perkembangan ilmu pengetahuan yang canggih dan
bersifat spesialistik.
2. Masyarakat
prainformasional menghadapi permasalahan yang relative sederhana, jumlah
informasi yamg diperlukan relative sedikit. Alat yang tersedia untuk
menciptakan dan mengolah informasi masih sangat terbatas. Sebaliknya di
masyarakat informasional berkat perkembangan teknologi informasi yang pesat
baik dalam arti perangkat keras dan lunak masyarakat informasional dapat
menciptakan informasi dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat.
3. Di
kalangan masyarakat yang belum maju informasi bertambah dengan lambat
berdasarkan rumus linear sedangkan masyarakat maju bertambah sangat cepat
berdasarkan rumus eksponensial.
4. Dengan
paradigm secara kaku dibantu intuisi, dasar yang digunakan oleh masyarakat yang
belum maju untuk menyeleksi jenis-jenis informasi yang dibutuhkan sering tidak
jelas yang sifatnya subyektif. Sebalinya yang terjadi di masyarakat maju
paradigm menggunakan pendekatan penggabungan yang kreatif.
5. Penyampaian
informasi di lingkungan masyarakat belum maju berjalan lambat karena sarana dan
mekanisme penyampaiannya sederhana dengan kapasitas rendah. Masyarakat modern
sudah menggunakan alat-alat teknologi tinggi dan canggih dengan kecepatan
tinggi.
6. Keputusan
yang diambil oleh masyarakan belum maju relative sederhana maka bentuk, jenis,
jumlah, dan lingkup informasi yang dibutuhkan pun masih sederhana. Masyarakat
maju biasanya dihadapkankepada permasalahan yang timbul secara simultan sehingga
bentuk informasi yang dibutuhkan pun beraneka ragam, jenisnya banyak, jumlahnya
besar, dan lingkupnya luas.
7. Biaya
yang harus dikeluarkan oleh suatu organisasi yang masih berada pada pra
informasional biasanya tinggi, itu pun masih disertai oleh kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam proses pengolahan sehingga hasilnya tidak berupa
informasi siap pakai. Sebaliknya, biaya pada informasional lebih murah meskipun
jumlah informasi yang diolah berjumlah besar, hal ini dikarenakan kecanggihan
perangkat keras dan lunak.
8. Masyarakat
prainformasional berkembang dengan lamban, permasalahaan yang dihadapi nya
tidak rumit, dan sering bersifat repetitive sehingga isi informasi yang
dibutuhkan tidak sering terjadinya perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Ternyata makin maju suatu masyarakat, makin tinggi pula dinamika tersebut.
Kesemuanya
itu bermuara pada perubahan dibidang politik. Perbahan pun terjadi dibidang
ekonomi. Berdasarkan pengalaman masyarakat maju mennjukan proses demokrasi
dibidang politik ‘’menular’’ pula ke bidang ekonomi. Hal senada dapat dikatakan
tentang bidang sosial budaya. Sering terdengar bahwa dunia dewasa merupakan
suat ‘’desa global’’. Mobilitas manusia menjadi sangat tinggi gilirannya
membuat semua masyarakat semakin terbka. Betapapn besarnya hasrat suatu
masyarakat bangsa ntuk melestarikan nilai-nlai sosial budaya yang dianutnya,
dampak yang datang dari luar itu mau tidak mau harus diperhitngkan dan
ditanggapi secara prodktif. Salah satu tolak ukur kemajuan yang telah dicapai oleh
suatu masyarakat adalah tingkat penddikan formal yang telah dinikmati oleh
warganya.
9.
salah sat cirinya masyarakat yang belm maju ialah tingkat mobilitasnya yang
rendah, baik dalam arti fisik maupun arti status sosialnya. Oleh karena itu
warga masyarakat yang berperan sebagai pengambil keputusan. Sebaliknya dalam
masyarakat yang sdah maj, yang sudah mencapai tahap sebagai masyarakat
informasional, mobilitas fisik dan sosial para warga biasana tinggi.
10.
berkaitan erat dengan mobilitas yang telah disinggng dimuka, terdapat pula
perbedaan dalam hal jangkaan informasi antara masyarakat prainformasional,
jangkaan informasi masih terbatas. Adapun alasan kat sebagai penyebabnya,
yaitu: a) bentuk dan jenis permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya
b)perubahan yang sering terjadi .
11.
cara penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain barang tent
ditentkan oleh volme informasi tersebut, dan dengan demikian menetukan
‘’muatan’’ teknologi yang tepat untuk digunakan. Empat hal yang membedakanya
dari masyarakat pranformasional, yaitu: a) makin tinggi kesadaran banyak
pihak-terutama para pengambilan keputusan strategi tentang banyak pihak b)
volume dan jenis informasi yang dibutuhkan semakin besar dan beraneka ragam c)
perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan d) penggnaan multimedia
dalam menyampaikan informasi dari smber informasi kepada pengguna informasi.
12.
telah umum diakui dan diketahui bahwa masyarakat tradisional terdiri dari
kelompok-kelompok yang relatif self-containing dalam arti: a) para warga masih
mempunyai pertalian darah, b) mengant sistem “keluar besar” c) terkait kuat
pada tradisi dan norma budaya bersifat komunalistik d) menekuni jenis-jenis
profesi dan e) relatif tertutup dari pengaruh luar. Kenyataan menunjukan bahwa
karena berbagai fakktor masyarakat modern semakin terbuka, cenderung menganut
sistem keluarga yang “longgar” dalam arti bahwa yang berlaku ialah nucleus
family tradisi dan norma yang dant sudah “tercampur” dengan norma yang datang
dari luar. Salah satu konsekuensinya ialah interdependensi dalam penggunaan
berbagai jenis informasi yang dimilik.
13.
salah satu ciri masyarakat yang belum maju ialah bahwa hubungan antara manusia
pada umunya terjadi secara langsung dan menggunakan bahasa.A
20.
jika para pakar menekankan bahwa suatu sistem informasi baru punyaarti
operasional dalam kehidupan suatu
organisasi jika sistem tersebut mendukung proses pengambilan keputusan.
a. Mendefinisikan
hakikat permasalahan secara tepat sehingga seluk-beluknya dikenali dengan
jelas;
b. Mengumpulkan
data yang relevan;
c. Mengolah
data sedemikian rupa sehingga memberi petunjuk tenttang berbagai alternatif
yang mungkin ditemouh;
d. Analisis
setiap alternatif untuk memahami keunggulan dan kelemahannya;
e. Mengambil
keputusan tentang danmenjatuhkan pilihan pada alternatif yang tampaknya
terbaik;
f. Pelaksanaan
keputusan yang diambil; dan
g. Menilaipelaksanaan
keputusan, apakah berhasil memecahkan masalah yang dihadapi atau tidak.
21. sesungguhnya, dalam kegiatan
pengolahan informasi, semua warga masyarakat atau anggota suatu organisasi
harus turut berpartisipasi.
22. salah satu ciri masyarakat yang
belum maju ialah bahwa masyarakat tersebut relatif tertutup.
23. di atas telah dikatakan bahwa
masyarakat yang belum maju lebih senang memertahankan status quo ketimbang
menyambut terjadinya perubahan, hal tersebut antara lain menunjukan bahwa
orientasi masyarakat pra-informasional adalahpada masa lalu.
Pembahasan
di atas menunjukan dengan jelas bahwa di masa depan, peranan informasi sebagai
salah satu sumber daya organisasi akan semakin penting. Oleh karena itu, salah
satu tuntutan yang akan dihadapi oleh semua jenis organisasi di masa depan
ialah penangannya yang semakin efektif karenahanya dengan demikianlah
dukungannya kepada organissi akan semakin nyata.
TAHAP-TAHAP
PENANGANAN INFORMASI
Sesungguhnya,
makin pentingnya pernan informasi dalam pengelolaan suatu organisasi dalam
lingkungan masyarakat informasional merupakan “produk” sebab akibat. Faktor
pemicunya ialah makin majunya masyarakat karena berbagai faktor seperti
pendidikan, demokratisasi politik, pembangunan ekonomi yang membawa serta
berbagai macam permasalahan yang bentuk, jenis, dan intensitasnya berbeda dari
masa-masa sebelumnya. Akibatnya antara lain ialah respons yang diberikan
olehpara pakar, ilmuwan, dan ahli teknologi yang berupaya untuk meciptakan
berbagai instrumen baru untuk memecahkan berbagai permasalahan baru tersebut
karena instrumen lama dirasakan dan bahkan ternyata tidak ampuh lagi. Hasilnya
ialah terobosan di bidang teknologi informasi, baik dalam arti perangkat kerasnya,
perangkat lunaknya, dan “perangkat otak”-nya (barinware-nya).
Perkembangan tersebut memungkinkan
ditempuhnya delapan penting dalam penanganan informasi, yaitu:
1. Penciptaan
informasi,
2. Pemeliharaan
saluran informasi,
3. Transmisi
informasi,
4. Penerimaan
informasi,
5. Penyimpanan
informasi,
6. Penelusuran
informasi,
7. Penggunaan
informasi, dan
8. Penilaian
kritis dan umpan balik.
Penciptaan
Informasi
Teori informatika menekankan bahwa agar
mampu memberikan dukungannya kepada proses pengambilan keputusan manajerial dan
agar aplikasinya tepat, informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi harus
memenuhi syarat kelengkapan, kemutahkiran, kehandalan, terolah dengan baik,
tersimpan dengan rapi, dan mudah ditelusuri dari tempat penyimpanannya apabila
diperlukan. Persyaratan tersebut akan terpenuhi jika informasi yang merupakan
bahan baku untuk informasi digali dari sumber-sumber yang tepat dan dengan mutu
yaang tinggi.
Pemeliharaan
Saluran Informasi
Perkembangan pesat yang telah terjadi
dalam era informasi dewasa ini ialah terjadinya “perkawinan” antara teknologi
komunikasi dan teknologi informasi. Akibatnya semakin banyak saluran
penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain, misalnya dari sumber
informasi kepada penggunanya (saluran multimedia). Baik secara eksternal maupun
internal, saluran tersebut dapat berupa: saluran komunikasi lisan, saluran
komunikasi tertulis, komputer dalam satuan kerja pada organisasi on-line dengan computer utama (mainframe), saluran telepon, teleks,
facsimile, dan e-mail.
Tapi tidak semua organisasi mutlak
menggunakan saluran tersebut, karena banyak tergantung pada banyak faktor
seperti jarak, lokasi, persyaratan kecepatan penyampaian informasi, dllyang
jelas bahwa berbagai saluran tersebut tersedia dan pemilikannya pun dewasa ini
tidak memerlukan biaya yang besar.
Seleksi
dan Tranmisi Informasi
Tidak semua satuan kerja dan semua
orang yang terdapat dalam suatu organisasi memerlukan informasi yang sama.
Dengan kata lain, informasi yang dimiliki oleh perusahaan perlu diseleksi oleh
si pemakai informasi tersebut. Berarti mengetahui informasi apa yang dikirim
kepada siapa dan untuk kepentingan apa menjadi sangat penting.
Penerimaan
Informasi Secara Selektif
Penerima informasi perlu memiliki
kemampuan untuk melakukan seleksi. Kemampuan pengguna untuk melakukan seleksi
penting supaya: (a) hanya informasi yang relevan dangan visi, misi, dan tugas
yang diambilnya, (b) biaya tranmisi dapat ditekan serendah mungkin, (c) pengguna
tidak memikul beban pemeliharaan yang sesungguhnya tidak diperlukan.
Salah satu cara yang umum digunakan
dalam kaitan ini adalah menciptakan data induk (database) dimana semua jenis informasi yng diperkiraka akan
dibutuhkan oleh semua kompponen perusahaan disimpan dan dipelihara.
Penyimpanan
Informasi
Kegiatan penyimpanan informasi
sangat penting karena pengalaman menunjukkan bahwa semua informasi yang
dimiliki digunkana dengan segera. Oleh karena itu dengan perkembangan teknologi
informasi sekarang ini terdapat berbagai alat penyimpanan informasi yang dpat
digunakan seperti sistem kartu, tape,
microfilm, hard disk, floppy disk,
dsb. Salah atu manfaat dari berbagai alat penyimpanan informasi dengan syarat
teknologi ialah menghemat biaya dan tempat, serta keamanan informasi pun lebih
terjamin.
Penggunaan
Informasi
Pada masa modern ini, informasi
sudah menyentuh seluruh segi kehidupan dan penghidupan baik pada tingkat
individual, kelompok, dan organisasi. Pada tingkat individu misalnya informasi
yang dibutuhkan tentang pendidikan, kesehatan, situasi pasar berbagai produk
yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. Berbagai kelompok di masyarakat,
mulai dari rumah tangga dan kelompok lainnya memerlukan informasi untuk
berbagai kepentingan. Sama halnya dengan organisasi yang bergerak di segala
bidang.
Penilaian
Kritis dan Sistem Umpan Balik
Agar penilaian yang dilakukan
mencapai sasaran, diperlukan serangkaian standar penilaian. Sasaran penilaian
antara lain:
a. Validitas
informasi yan diterima,
b. Signifikansi
informasi tersebut,
c. Kegunaan
spesifikasinya, termasuk mendukung proses pengambilan keputusan,
d. Hubungan
informasi tersebut dengan informasi lain.
PENGARUH
KEPEMIMPINAN TERHADAP SISTEM INFORMASI
Kepemimpinan merupakan suatu manajemen. Dalam Memainkan
peranan informasional tersebut pemimpin organisai dapat bertindak selaku :
1.
Pencipta system informasi;
2.
Penerima informasi;
3.
Penyalur informasi;
4.
Pemakai informasi; dan
5.
Penilai informasi.
Dalam berbagai peranan tersebut jelas terlihat bahwa kepemimpinan
dalam organisasi mempunyai pengaruh yang luas. Beberapa contoh berikut ini
menunjkan peranan tersebut:
1. Pemimpin organisasi memahami, mungkin lebih dari
siapapun dalam organisasi, bahwa penguasaan dan pemilikan sarana komunikasi
sangat menentukan peranan informasi dalam kehidupan organisasi.
2. Pemimpin organisasi sangat memiliki berbagai informasi
tentang organisasi dan tentang lingkungan yang turut menentukan keberhasilan
organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya yang tidak dimiliki oleh
orang lain dalam organisasi yang bersangkutan.
3. Pemimpin organisasi menentukan filsafat organisasi
untuk dijalankan oleh bawahan mereka, termasuk sistem informasi yang
diciptakan, dipelihara, dan digunakan.
4.
Pimpinan organisasilah yang menentukan informasi apa
yang disampaikan kepada siapa yang biasanya disertai petunuk penggunaan yang
harus dikaitkan bukan hanya dengan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin
dicapai, akan tetapi juga dalam rangka peningkatan kinerja organisasi
berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja.
5. Pemimpin organisasi merupakan sasaran pengiriman
informasi oleh orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi dan para
pemimpin itu pulalah yang berperan dalam sumer informasi yang diperlukan oleh
orang lain dalam berbagai bentuk mempunyai kepentingan terhadap keberhasilan
organisasi.
6. Karena peranan informasionalnyalah, pemimpin
organisasi mempengaruhi penciptaan sistem informasi dan cakupan penyebarannya.
7.
Pemimpin organisasi manggunakan informasi untuk memperngaruhi
opini orang lain tentang organisasi yang dipimpinnya dengan berbagai cara,
tergantung pada siapa yang ingin dipengaruhi dan apa tujuannya.
Pemimpin
organisasi mau tidak perlu terlihat dalam pengaman informasi. Dilihat dari
“kacamata” kepemimpinan dua sisi yang menonjol ialah peran pemimpin dalam
penerimaan dan transmisi informasi dalam satu pihak serta pengambilan keputusan
untuk ditindaklanjuti oleh para bawahannya di pihak lain.
Selain memahami pengaruh kepemimpinan tehaap informasi
dalam organisasi, keterlibatan pimpinan dalam penciptaan, pemeliharaan, dan
penggunaan informasi juga sangat penting meskipun keterlibatan tersebut tidak
selalu berarti melaksanakan sendiri berbagai kegiatan tersebut. Langkah-langkah
yang biasanya ditempuh dalam penciptaan, pemeliharaan, dan penggunaan sistem
informasi ialah :
1.
Penelitian dasar yang bersifat ilmiah;
2.
Eksperimentasi atau percobaan laboratorium;
3.
Pengembangan;
4.
Pelatihan untuk aplikasi;
5.
Penggunaan; dan
6.
Umpan balik.
Penelitian Dasar
Tidak
dapat disangkal bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
merupakan “produk” kegiatan penelitian, baik yang bersifat penelitian
murni/dasar maupun penelitian terapan. Masyarakat informasional merupakan
masyarakat yang sadar benar pentingnya penelitian. Kesadaran tersebut terlihat
pada tiga hal utama, yaitu: (a) kesediaan berbagai organisasi di masyarakat, di
dalam dan di luar organisasi pemerintahan, menyediakan dana yang besar untuk
penelitian, (b) kegiatan penelitian yang sudah ada, dan (c) penyebarluasan
hasil penilitian melalui berbagai cara. Biasanya, penelitian dimaksudkan untuk:
1. Mencari
teori ilmiah yang baru;
2. Mencari
dan menemukan inovasi baru;
3. Mengkaji
ulang kebenaran dan aplikabilitas teori lama; dan
4. Mencari
dan menemukan cara kerja baru.
Agar
informasi yang diciptakan dapat digunakan untuk menunjang, kegiatan manajerial,
perlu dilakukan kedua jenis penelitian tersebut. Penelitian dasar perlu
dilakukan untuk menggali hal-hal baru yang bersifat khas dan asli. Sebaliknya
penelitian terapan diperlukan untuk mengkaji atau menguji berlaku tidaknya
temuan-temuan oleh orang atau pakar lain. Pengkajian sangat penting karena
hasil penelitian terapan hanya dapat digunakan oleh orang atau masyarakat lain
dengan pendekatan adaptif mengingat bahwa hasil penelitian tersebut tidak bebas
nilai.
Eksperimen Laboratorium
Hasil-hasil
yang ditemukan oleh penelitian tidak begitu saja dapat dikembangkan dan
disebarluaskan. Percobaan-percobaan laboratorium perlu dilakukan. Salah satunya
ialah uji coba proyek. Jika uji coba membuahkan hasil yang diharapkan, maka
hasil penelitian tersebut mempunyai nilai-nilai positif bagi pemakainya.
Pengembangan
Pengembangan
dalam kaitan ini ialah seluruh upaya “produksi” informasi sedemikan rupa
sehingga dapat menyediakan informasi yang memenuhi kebutuhan organisasi, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pelatihan untuk Aplikasi
Nilai positif dari informasi bagi
masyarakat, teruji dapat tidaknya informasi menunjang segala upaya organisasi
untuk mencapai tujuan. Naif apabila diasumsikan bahwa hasil uji coba akan serta
merta diterima para calon pemakai. Oleh karena itu, pada para calon pemakai
perlu diberikan pelatihan karena ada 2 alasan. Alasan pertama, agar mereka
memahami bahwa sistem informasi yang baru lebih baik dari sistem informasi yang
lama. Alasan kedua, memberikan mereka keterampilan untuk mengaplikasikannya
dengan tepat.
Pentingnya pelatihan tersebut menjadi
lebih jelas apabila diingat bahwa penggunaan suatu cara baru memerlukan
perubahan sikap dan mental. Suatu program yang efektif dapat menghilangkan
ketakutan dan keraguan tersebut.
Penggunaan
Berhasil atau tidaknya penggunaan sistem
informasi yang baru tergantung pada lima hal, yaitu:
a. Efektif tidaknya
komunikasi yang terjadi antara para inovator dengan para pemakai sistem
informasi baru.
b. Mantap tidaknya
persiapan yang dilakukan untuk menggunakan sistem baru yang akan diterapkan.
c. Ada tidaknya
pedoman aplikasi berupa manual yang disusun sedemikian rupa sehingga mudah
dipahami.
d. Kesediaan
pemakai untuk melakukan berbagai penyusunan baik dalam sikap, etos kerja,
disiplin kerja dan cara kerja yang berbeda dengan yang lain.
e. Ada tidaknya
usaha penyempurnaan yang dilakukan secara berkesinambungan pada sistem baru.
Umpan Balik
Keberhasilan penggunaan sistem baru
tergantung pada usaha penyempurnaan yang berkelanjutan, salah satunya adalah
menciptakan sistem umpan balik untuk menyampaikan masukan pemakai kepada
berbagai pihak seperti:
1.
Kelompok
manajemen dalam organisasi.
2.
Para peneliti
yang berperan selaku inovator.
3.
Pimpinan
laboratorium di mana uji coba pernah dilakukan.
4.
Penanggung jawab
kegiatan pelatihan.
Masukan tersebut sangat diperlukan guna
menjamin bahwa sistem informasi baru itu benar-benar meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan produktivitas organisasi sebagai keseluruhan.
bab 2 nya mana
BalasHapusbab 3 nya mana
BalasHapus